MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
TUGAS
3
TARIAN
DAERAH

Disusun
oleh :
Erlian
Putri Ayunani
12518286
1PA10
FAKULTAS
PSIKOLOGI
JURUSAN
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018

Tari Serimpi adalah
salah satu tarian klasik dariYogyakarta
Ditarikan beberapa penari wanita cantik dan anggun. Tarian ini
menggambarkan kesopanan dan kelemah lembutan, yang di tunjukan dari gerakan
yang pelan dan lembut oleh para penarinya. Tari Serimpi ini awalnya juga
merupakan tarian yang bersifat sacral dan hanya ditampilkan di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Makna
Tari Serimpi
Tarian serimpi dibawakan
oleh empat orang. Keempatnya membentuk segiempat yang melambangkan tiang pendapa.
Komposisi penari serimpi ini melambangkan empat arah mata angin dan empat
unsure alam yaitu :
·
Grama (api)
·
Angin (udara)
·
Toya (air)
·
Bumi (tanah)
Serimpi menyimbolkan pertarungan yang tak pernah berakhir,
antara kebaikan dan kejahatan. Serimpi Sangupati memaknai nilai-nilai luhur
yang diperlukan manusia agar mampu melawan serta mengendalikan hawa nafsunya
TARI
MERAK

Tari Merak adalah tarian dari daerah Jawa Barat
Tari
Merak adalah tarian yang menampilkan kreasi baru dengan mengekspresikan kehidupan
seekor burung merak. Gerakan-gerakan tari merak diambil dari tingkah laku seekor
burung merak. Dan kemudian diangkat kepentas oleh seorang seniman Sunda, yaitu Raden
Tjeje Soemantri.
Tari ini adalah salah satu tarian yang berjenis modern
(kontemporer). Maksudnya adalah gerakan tarian merak diciptakan dengan bebas dan
juga kreasi sendiri. Tari Merak ini tidak mengandung tarian tradisional klasik maupun
tari tradisional rakyat.
Makna
Tari Merak
Tari
Merak merupakan penerapan dari kehidupan atau tingkah laku seekor burung merak.
Gerakan Tari Merak utamanya diambil dari tingkah laku burung merak jantan ketika
ingin memikat burung merak betina.
Gerakan
burung merak jantan yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya pada saat ingin menarik
perhatian burung merak betina, tergambar jelas dalam tarian merak.
Gerakan-gerakan Tari Merak yang di peragakan oleh para penari
sangat indah dan mempesona. Sehingga membuat suasana penuh keceriaan dan keistimewaan
tersendiri.

Tari Topeng adalah tarian
dari daerah Cirebon, Jawa Barat
Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon – Jawa Barat Indonesia. Tari
ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng.
Tari Topeng Cirebon dengan gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan
musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, memang memiliki ciri khas ter sendiri.
Seiring dengan berjalannya waktu, Tari Topeng Cirebon ini
pun kemudian lebih dikenal dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.
Makna
Tari Topeng
Tari Topeng Cirebon saratakan makna dan filosofis. Terutama untuk
tari jenis topeng Panji yang terkenal sangat paradox itu.Dikatakan paradox
karena terkandung unsur-unsur yang saling bertentangan.
Pertentangan itu dapat ditemukan dari topeng yang dikenakan dalam
tari Topeng Panji yang berwarna putih polos tanpa hiasan sama sekali hingga tak
dapat dibedakan apakahtopeng ini menggambarkan sosok lak-laki atau sosok perempuan,
gerak tari pun demikian, tak dapat dibedakan apakah itu gerak seorang yang
mewakili sifat maskulinitas lelaki atau femininitas perempuan.
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
TUGAS 2
UPACARA ADAT

Disusun oleh :
Erlian Putri Ayunani
12518286
1PA10
FAKULTASPSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018

Upacara adat ini
berasal dari daerah Jawa
Dalam melakukan prosesi pernikahan, orang Jawa selalu mencari
hari baik, maka perlu pertimbangan dari ahli penghitungan hari baik berdasarkan
patokan Primbon Jawa. Setelah ditemukan hari baik, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik
calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup pernikahan, dengan
cara diurut perutnya dan diberi jamu oleh ahlinya. Ini dikenal dengan istilah
“diulik”.
Proses dalam pernikahan adat Jawa ini terbilang cukup panjang
yakni ada 11 tahapan

Sebelum memulai upacara pernikahan, pengantin melakukan
siraman dari kata siram (mandi). Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan diri
kedua pengantin sebelum menjalankan upacara yang sakral. Ada tujuh orang yang
akan menyiramkan air kepada calon pengantin. Tujuh di sini dalam Bahasa Jawa
adalah "pitu" yaitu pitulungan (pertolongan) kepada calon pengantin.

Silaturahmi antara kedua keluarga besar yaitu keluarga
mempelai pria berkunjung ke rumah mempelai wanita. Malam Midodareni diadakan
semalam sebelum upacara pernikahan dimulai keesokan harinya. Malam Midodareni dianggap
sebagai malam yang baik yang dimaknai sebagai turunnya para bidadari.

Telur dimaknai sebagai harapan agar pengantin memiliki
keturunan yang merupakan tanda cinta kasih berdua. Setelah menginjak telur,
pengantin wanita akan membasuh kaki pengantin pria yang merupakan lambang
kesetiaan seorang istri pada suaminya.

Sikepan Sindur dilakukan setelah injak telur yaitu
membentangkan kain atau sindur kepada kedua mempelai oleh ibu untuk kemudian berjalan
menuju ke pelaminan. Bagian ini melambangkan harapan dari orang tua agar kedua
mempelai selalu erat karena telah dipersatukan. Ayah akan menuntun kedua
mempelai dengan berjalan memegang sindur tersebut.
5. Pangkuan

Kedua mempelai duduk di pangkuan sang ayah mempelai wanita.
Pengantin wanita duduk di sebelah paha kiri ayah dan laki-laki disebelah kanan
paha ayah. Bagian upacara ini menunjukkan bahwa kelak kedua mempelai akan
memiliki keturunan dan diharapkan dapat berbagi kasih sayang yang adil seperti
sang ayah. Bagian ini juga bermakna menimbang yang dimaksud tidak ada perbedaan
kasih sayang untuk anak dan menantu.
6.
Kacar Kucur

Mempelai pria akan mengucurkan sebuah kantong yang diisi
dengan biji-bijian, uang receh dan beras kuning ke pangkuan wanita. Hal ini
bermakna bahwa tugas suami adalah mencari nafkah dan istri yang mengelolanya.
Bagian ini merupakan lambang dari kesejahteraan dalam rumah tangga.

Adapula bagian prosesi yang disebut dengan Dahar Klimah atau
dulang-dulangan (suap-menyuapi). Kedua mempelai akan saling menyuapi sebanyak
tiga kali dan acara ini mempunyai harapan agar kedua mempelai selalu rukun dan
saling tolong menolong dalam menempuh hidup baru sebagai keluarga.
8. Sungkeman

Sungkeman merupakan bukti atau bentuk dari penghormatan
kepada orang tua dan sesepuh. Sungkeman dilakukan kepada orang tua dan
diteruskan kepada sesepuh yang lainnya. Prosesi ini merupakan hal yang sangat
ditunggu-tunggu oleh kedua pengantin untuk mendapatkan restu dari orang tua
untuk menjalani kehidupan yang baru bersama pasangan.

Janur "Jalarane Nur" yang maknanya agar pernikahan
tersebut mendapatkan cahaya atau pencerahan untuk rumah tangga yang baru. Janur
Kuning juga dimaksudkan untuk menandai adanya acara dan menyingkirkan hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi.
10.
Kembar Mayang

Rangkaian janur,
daun dan ornamen-ornamen lainnya dan memiliki makna-makna yang berbeda.
Terdapat ornamen janur yang dibentuk keris bermakna pengantin harus pandai dan
berhati-hati serta bijaksana dalam menjalani kehidupan. Terdapat juga ornamen
burung yang melambangkan motivasi yang tinggi dalam menjalani hidup.
11.
Tarub

Tanda untuk menunjukkan bahwa keluarga sedang mengadakan
acara dan keluarga yang memiliki hajatan tersebut akan memiliki hak-haknya.
Biasanya, keluarga tersebut akan diberikan jalan, tarub berisi berbagai macam
tumbuhan yang masing-masing memiliki makna. Tarub sendiri mempunyai lambang
kemakmuran dan harapan bagi keluarga baru.
Selain proses nya yang panjang adapula makna dari pernikahan
adat Jawa ini
1. Siraman: Membersihkan diri menjelang "acara"
besar.
2. Midodareni: Simbol malam yang baik untuk bersilaturahmi
3. Injak Telur: Dimaknai harapan dan lambang kesetiaan
4. Sikepan Sindur: Tali kasih yang erat dan tak terpisahkan
5. Pangkuan: Berbagi kasih yang adil
6. Kacar Kucur: Lambang dari kesejahteraan dalam rumah tangga.
7. Dulang-dulangan: Saling menolong dan rukun
8. Sungkeman: Bakti pada orangtua atau sesepuh
9. Janur kuning: Harapan mendapatkan cahaya yang baik
10. Kembar mayang: Makna akan setiap harapan baik untuk rumah tangga nanti
11. Tarub: Kemakmuran dan harapan
2. Midodareni: Simbol malam yang baik untuk bersilaturahmi
3. Injak Telur: Dimaknai harapan dan lambang kesetiaan
4. Sikepan Sindur: Tali kasih yang erat dan tak terpisahkan
5. Pangkuan: Berbagi kasih yang adil
6. Kacar Kucur: Lambang dari kesejahteraan dalam rumah tangga.
7. Dulang-dulangan: Saling menolong dan rukun
8. Sungkeman: Bakti pada orangtua atau sesepuh
9. Janur kuning: Harapan mendapatkan cahaya yang baik
10. Kembar mayang: Makna akan setiap harapan baik untuk rumah tangga nanti
11. Tarub: Kemakmuran dan harapan
DAFTAR PUSTAKA
http://santinorice.com/pernikahan-adat-jawa/
Komentar
Posting Komentar